Pakar sejarah menulis tentang
peradaban Yunani bahwa di anatara anak cucu mereka masih ada yang memuji orang
kota. Bagi mereka, wanita tidak memiliki kedudukan sama sekali selain sebagai
pemuas pria dan alat perkembangbiakan. Undang-Undang Yunani memosisikan wanita
tak lebih dari pembantu, meskipun ada beberapa perbaikan karena keteguhan hati
sebagian kaum wanita.
Kondisi ini terus berlangsung
sampai bangsa Yunani dikuasai oleh nafsu syahwat. Mereka kemudian dikendalikan
tabiat-tabiat binatang dan kemewahan. Kala itulah wanita pelacur dan yang
berakhlak buruk memiliki posisi terhormat dalam komunitas bangsa Yunani.
Kedudukan mereka di masyarakat bahkan sangat mulia dan menjadi rujukan
musyawarah di kalangan mereka. Tidak ada pendapat yang “brilian” bagi mereka,
kecuali dengan bimbingan wanita-wanita tersebut, di antara mereka bahkan ada
yang sampai pada tingkatan disembah atau dipertuhankan, seperti Aphrodite (Dewi
cinta dan Kecantikan dalam mitologi Yunani. Ia dilahirkan dari buih di laut
yang berasal dari spera Zeus. Aphrodite menikah dengan Hefestus dan memiliki
seorang putra, Eros yang menjadi Dewa Asmara. Aphrodite juga diceritakan
selingku dengan Ares, Dewa Perang).
0 komentar:
Posting Komentar