Wanita adalah saudara
kandung pria. Hikmah syar’inya, Allah yang Maha Bijaksana telah mengangkat anak
Adam sebagai khalifah di muka bumi dan untuk menyemarakkannya dengan syariat
Allah. Kemudian diciptakan dari jiwanya, wanita yang dapat membantunya menunaikan
misi penting tersebut.
Allah berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ
بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ
“Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”. (Ar-Rum: 21)
Penyemarakan bumi
ditugaskan kepada manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dasar
dalam manhaj hidup di dunia adalah wahyu yang diturunkan oleh Pencipta alam
semesta dan kehidupan yang akan dikembalikan kepadanya.
يَوْمَ نَطْوِي
السَّمَاء كَطَيِّ
السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ
كَمَا بَدَأْنَا
أَوَّلَ خَلْقٍ
نُّعِيدُهُ وَعْدًا
عَلَيْنَا إِنَّا
كُنَّا فَاعِلِينَ
“Kami
telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah
suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya, Kamilah yang akan
melaksanakannya”. (Al-Anbiya:
104)
Al-Qur’an telah
mengisahkan kepada kita ragam keadaan dan sikap kaum wanita. Allah memuji sikap
istri Nabi Ibrahim, istri Fir’aun, dan Maryam putri Imran. Al-Qur’an juga
menyebutkan perasaan malu putri Syu’aib. Maka tidak diragukan lagi bahwa di
sana banyak kaum wanita yang pada satu kondisi membantu penyebaran agama Islam
den menegakkan kebenaran dan –pada kondisi yang lain– membantu suaminya dalam
menunaikan misi hidup di dunia.
Al-Qur’an juga
menyebutkan jenis wanita lain yang dicela oleh Allah, seperti istri Nabi Nuh,
istri Nabi Luth, dan istri Al-Aziz (penguasa Mesir pada zaman Nabi Yusuf).
Sehingga sejak pertama
kali makhluk diciptakan hingga diutusnya Nabi Muhammad saw. mereka berada di
antara pasang dan surut diutusnya para nabi dan rasul, dan beberapa masa dari
wahyu.
Wanita menjadi
terangkat kedudukannya pada saat turunnya wahyu, namun mereka juga kehilangan
fungsi dan posisinya pada masa-masa sinar wahyu mulai redup. Di antara keadaan
dan undang-undang manusia yang melanggar hak-hak kaum wanita bahkan menganggap
mereka sebagai sampah adalah apa yang diperlihatkan oleh sejarah
perundang-undangan negara Yunani, Romawi, Persia, Yahudi, Nasrani, dan Arab
Jahiliyah. Ini terjadi sebelum terbitnya matahari Islam yang memuliakan kaum
wanita dan mendudukkan mereka di tempat yang layak.
0 komentar:
Posting Komentar