Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Wanita menurut Islam




Wanita adalah saudara kandung pria. Hikmah syar’inya, Allah yang Maha Bijaksana telah mengangkat anak Adam sebagai khalifah di muka bumi dan untuk menyemarakkannya dengan syariat Allah. Kemudian diciptakan dari jiwanya, wanita yang dapat membantunya menunaikan misi penting tersebut.
Allah berfirman: 
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”. (Ar-Rum: 21)
Penyemarakan bumi ditugaskan kepada manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dasar dalam manhaj hidup di dunia adalah wahyu yang diturunkan oleh Pencipta alam semesta dan kehidupan yang akan dikembalikan kepadanya.
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاء كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ
“Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya, Kamilah yang akan melaksanakannya”. (Al-Anbiya: 104)
Al-Qur’an telah mengisahkan kepada kita ragam keadaan dan sikap kaum wanita. Allah memuji sikap istri Nabi Ibrahim, istri Fir’aun, dan Maryam putri Imran. Al-Qur’an juga menyebutkan perasaan malu putri Syu’aib. Maka tidak diragukan lagi bahwa di sana banyak kaum wanita yang pada satu kondisi membantu penyebaran agama Islam den menegakkan kebenaran dan –pada kondisi yang lain– membantu suaminya dalam menunaikan misi hidup di dunia.
Al-Qur’an juga menyebutkan jenis wanita lain yang dicela oleh Allah, seperti istri Nabi Nuh, istri Nabi Luth, dan istri Al-Aziz (penguasa Mesir pada zaman Nabi Yusuf).
Sehingga sejak pertama kali makhluk diciptakan hingga diutusnya Nabi Muhammad saw. mereka berada di antara pasang dan surut diutusnya para nabi dan rasul, dan beberapa masa dari wahyu.
Wanita menjadi terangkat kedudukannya pada saat turunnya wahyu, namun mereka juga kehilangan fungsi dan posisinya pada masa-masa sinar wahyu mulai redup. Di antara keadaan dan undang-undang manusia yang melanggar hak-hak kaum wanita bahkan menganggap mereka sebagai sampah adalah apa yang diperlihatkan oleh sejarah perundang-undangan negara Yunani, Romawi, Persia, Yahudi, Nasrani, dan Arab Jahiliyah. Ini terjadi sebelum terbitnya matahari Islam yang memuliakan kaum wanita dan mendudukkan mereka di tempat yang layak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar